Bos Amazon Akan 'Buang' Trump Ke Luar Angkasa


Donald Trump Yang Akan Dikirim Ke Luar Angkasa Oleh Bos Amazon
Donald Trump Yang Akan Dikirim Ke Luar Angkasa Oleh Bos Amazon
Nama Donald Trump kian menyeruak. Setelah publik dibuat panas oleh pernyataan miringnya di media sosial baru-baru ini, kini giliran CEO Amazon, Jeff Bezos, yang dibuat gerah oleh kandidat Presiden Amerika Serikat tersebut. Bahkan, Bezos pun berencana ingin mengirim Trump ke luar angkasa.

Bezos mencurahkan kekesalannya lewat cuitan di akun Twitter resminya. Di situ ia juga menyebut salah satu roket pabrikan salah satu perusahaannya yang bernama Blue Origin.

"Saya kesal dengan apa yang telah @realDonaldTrump katakan. Dengan ini, saya memutuskan untuk menyisakan satu kursi untuk Trump di roket Blue Origin," kicau Bezos dengan tambahan hashtag #sendDonaldtospace, sebagaimana dilansir CNET pada Jumat (11/12/2015).

Blue Origin sendiri adalah salah satu anak perusahaan Bezos yang baru-baru ini berhasil meluncurkan roket ulang alik ke luar angkasa dan kembali mendarat di Bumi dengan selamat.

Diungkap, Bezos kesal dengan Trump karena ia sempat menyinggung Amazon dalam beberapa cuitannya.

Beberapa hari yang lalu Trump sempat menyampaikan nada sindiran lewat cuitannya bahwa saham Amazon bisa saja anjlok jika mereka bayar pajak dengan adil.

"Kalau @amazon harus bayar pajak dengan adil, harga sahamnya pasti akan kandas dan perusahaan itu bakal hancur. Penipuan @washingtonpost lah yang menyelamatkannya."

Apa yang dimaksud Trump membawa-bawa nama media Washington Post adalah karena media besar AS tersebut telah dibeli Amazon pada 2013 lalu. Bahkan, Trump pernah berkicau bahwa Amazon merupakan perusahaan gagal yang tidak dapat menghasilkan laba.

Donald Trump sendiri sebetulnya calon kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) yang diusung Partai Republik. Namun popularitasnya meroket lantaran cibiran banyak orang karena aksi-aksi kontroversial yang ia lakukan.

Baru-baru ini, misalnya, ia meminta aparat AS untuk menutup akses masuk bagi muslim secara total dan menyeluruh setelah insiden penembakan massal di San Bernardino, California.

Pernyataan ini dianggap paling ekstrem setelah sebelumnya ia konsisten dengan serangannya terhadap imigran dalam tiap kampanye.